26 September 2010

What are You Looking For in Life?


Hmm.. mengistirahatkan pikiran sebentar. I'm currently researching about latest UK's Labour Party's leader election, tapi tiba-tiba pengen nulis sebentar tentang sesuatu yang normal. Bukan tentang politik, ekonomi, atau isu aktual internasional. Bukan berarti politik itu sesuatu yang tidak normal, menurut gue politik itu seksi, tapi sekarang gue lagi pengen jadi sesuatu yang nggak seksi sama sekali, asssiikk :D

Pernah nonton "Into the Wild"? Bagi yang sudah, gue mau nanya (bagi yang belum, ya nonton dong, hehe) : Pernah nggak sih dalam hidup lo, lo merasa seperti yang dirasakan si Christopher (pemeran utama)? Bahwa hidup terasa datar, semuanya berjalan bukan seperti apa yang lo bayangkan, orang lain punya kuasa lebih atas hidup lo melampaui kekuasaan lo sendiri. It feels sucks, I assume. Hal ini yang mendasari Christopher mengambil keputusan radikal untuk meninggalkan rumahnya, keluar dari identitasnya sebagai anak yang akan masuk kuliah dan menjalani serangkaian 'skenario hidup' lain yang telah disiapkan ayahnya, dan malah memilih untuk pergi sendiri tanpa tujuan hanya untuk mencari satu hal: Arti hidup.

Christopher pernah bilang, "The core of mans' spirit comes from new experiences."

Dan mungkin kepercayaannya terhadap kebutuhan dirinya akan pengalaman baru lah, yang membuatnya berani menjalani hidupnya tanpa aturan yang dibuat oleh orang lain, tapi aturannya sendiri. Pergi kepada alam, memakan apa yang disediakan belantara bumi, meninggalkan segala kehidupan materialisme khas perkotaan dewasa ini, dan pada akhirnya, di film Into the Wild diperlihatkan satu pesan penting : Hidup adalah benar-benar tentang memilih.

Sudahkah kita memilih? Gue memilih? Sudahkah gue memilih apa yang hati gue pilih?

Gue 22 tahun, dalam hitungan hari, gue sudah hidup selama kurang lebih 8030 hari.
Jadi selama 8030 hari itu, sudahkah gue menjalaninya sesuai kata hati?

Gue ngiri sama Christopher di film Into the Wild. Dia berani. Dia berani mengesampingkan segala keraguannya, ketakutannya, ketidakpastian yang pasti merambahi pikirannya ketika bingung menentukan apakah tetap dengan nilai-nilai hidup milik orang lain dan tidak bahagia, atau mencari kebahagiaan hidup menurut kata hatinya sendiri.

Dia yakin dengan pilihannya, apapun itu. Bagus atau tidaknya perjalanan yang dia lalui, dia melaluinya dengan bahagia, karena memang itu yang diinginkannya. Ia ingin bebas menatap alam. DIA TAHU APA YANG DIA MAU, and he goes for it!

Gue? Kita? Berani?



3 comments:

zarathezara said...

hmmmm bener juga sih fie,,,
keberanian untuk going away from normal life..it's kinda interesting to me somehow,,
tapi coba lo liat lagi ending-nya..
dimana si christopher akhirnya grasping bahwa "happiness only real when shared"..
dan dia (tanda kutip) mimpi dimana dia balik ke rumahnya, disambut bokap nyokapnya, kembali menjejaki normal life-nya skenario yang sudah ditentukan untuknya,,
"back to normal" is cheesy..
but maybe we could need it someday, when about getting old maybe??
don't know sih... just thinking..
and willing to have further talk with you of course.. :)

Unknown said...

What a coincidence, Zar! Gue tadi mlm baru nonton ulang Into the Wild, jadi lagi 'megang' banget nih ceritanya di benak gue :)

Gue 100% setuju dengan adagium "Happiness only real when shared", menurut gue itu udah balik ke status kita sebagai makhluk sosial. Apalagi si Alexander Supertramp ini kan meninggalnya karena keracunan, jadi mungkin ada sebagian penyesalan dia karena dia dalam keadaan 'sakit' di akhir perjalanannya..

Keberaniannya untuk memilih, itu yang paling gue salut. Berani memilih apa yang dia yakinin, walaupun semua orang memandang dia dengan perspektif yang lain, tapi karena dia percaya dengan pilihannya, dia nggak gamang (berapa kali ditawarin ini dan itu sama orang2 yang dia temui selama pengembaraannya, tapi dia teguh sama tujuan awalnya: Alaska).

Hidup cuma sekali, dan cuma satu kali memilih. Keharusan untuk memilih ini yang menurut gue tantangan terhebat yang ditawarkan hidup untuk gue.

Seru nih Zar :)

zarathezara said...

woh iya fie... setuju!
memilih, kesempatan memilih, keteguhan dalam pilihan..
it's a sure thing that life can give for free..